Sabtu, 09 Februari 2013

Tumbuhan Hiperakumulator Merkuri


REMEDIASI TANAH TERCEMAR MERKURI (Hg) MENGGUNAKAN TUMBUHAN HIPERAKUMULATOR







Oleh

AMRULLAH FIQRI







FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012



RINGKASAN

Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB merupakan daerah penambangan emas rakyat skala kecil yang lebih dikenal dengan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Maraknya aktivitas PETI mengakibatkan terjadinya pencemaran. Pencemaran tersebut berupa merkuri (Hg) yang berasal dari limbah (tailing) yang dihasilkan dari hasil pengolahan emas melalui proses amalgamasi (gelondong) dan sianidasi (tong).
Hasil penelitian Anderson dkk, (2011) menyatakan bahwa konsentrasi total Hg pada limbah yang berasal dari proses amalgamasi dan sianidasi tersebut sebesar 741 – 7874 mg/kg. Environment Agency (2009) menyatakan bahwa ambang batas total Hg di dalam tanah yaitu sebesar 26 mg/kg. Lebih lanjut, Wang et al. (2011) menyatakan bahwa merkuri di dalam tanah terdapat secara alami berkisar 0,01 – 0,2 mg/kg, namun pada tanah-tanah pertanian di Cina tidak lebih dari 1,5 mg/kg.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencemaran merkuri tersebut adalah dengan menerapkan teknologi remediasi tanah baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis. Taknologi remediasi tanah secara fisik dan kimiawi dirasa tidak efektif karena membutuhkan biaya yang sangat tinggi, sehingga Maas (2005) menyarankan untuk menggunakan teknologi remediasi tanah secara biologis (fitoremediasi).
Fitoremediasi merupakan salah satu upaya penyehatan tanah tercemar dengan menggunakan tanaman, dalam hal ini menggunakan tumbuhan hiperakumulator, yaitu tumbuhan yang mampu mentranslokasikan unsur-unsur logam tertentu dengan konsentrasi sangat tinggi ke pucuk tumbuhan dan tidak membuat tumbuhan tumbuh dengan tidak normal (Aiyen, 2006). Akan tetapi kemampuan beberapa spesies tumbuhan hiperakumulator dalam menyerap logam berat belum diketahui secara pasti.
 Mencermati hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk memilih spesies tumbuhan hiperakumulator yang paling efektif sebagai tanaman hiperakumulator merkuri. Tanaman hiperakumulator yang dikenal mampu menyerap merkuri (Hg) tinggi ialah diantaranya : Lindernia crustacea (L.) F.M., Digitaria radicosa Presl. Miq., Zingiber  purpurium, Paspalum conjugatum Berg., Cyperus kyllingia Endl. dan Caladium bicolor Vent. (Moreno et al., 2005).
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok penelitian, yaitu amalgamasi dan sianidasi. Masing-masing kelompok terdiri atas 2 faktor, yaitu faktor spesies tanaman dan faktor perlakuan pemupukan nitrogen. Faktor tanaman terdiri atas 6 aras, sedangkan faktor pemupukan nitrogen terdiri dari 2 aras, sehingga terdapat 12 perlakuan dalam satu kelompok, yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Kedua faktor tersebut dirancang menggunakan percobaan perlakuan faktorial (Factorial Experiment), yang disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 6 (enam) spesies tumbuhan yang diteliti, tanaman Paspalum conjugatum merupakan tanaman yang paling efektif sebagai tanaman hiperakumulator pada tanah tercemar merkuri (Hg). Pengaruh pemupukan nitrogen tidak meningkatkan produksi biomasa dan serapan merkuri tanaman hiperakumulator pada media tanam amalgamasi, sedangkan pada media tanam sianidasi meningkat dengan pemberian pupuk nitrogen.

2 komentar:

  1. titip salam untuk bang hamzan, hamdi, bang aan, safrada, ciming, babeh dan yang lainnya yaa...

    oky bandung

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh ya bro wa'alaikum salam wr. wb...
      salam sama kawan-kawan disana juga ya...
      maaf saya jarang urusin blog...
      kalo ada hal penting, kontak saya via email aja...
      thanks...

      Hapus